Gamang menapaki
hari yang semakin merangkak seiring bertambahnya usia. Kapankah malaikatku
datang menghampiri dan mengajakku membangun istana di taman surga? Tentu
pertanyaan-pertanyaan itu akan selalu hadir seiring detik yang berjalan di hati
sebagian besar akhwat yang telah sangat siap untuk berumah tangga. Tapi, apa
daya? Jodoh belum kunjung datang.
Apalagi melihat
kenyataan yang ada, jumlah laki-laki satu berbanding lima dengan perempuan. Tentu rasa khawatir
itu semakin menjadi dan menghantuinya. Adalah fitrah bagi setiap perempuan
untuk dicintai, dikasihi dan dilindungi. Sebenarnya, apa yang menjadikan
perempuan menjadi perempuan pilihan bagi lelaki untuk dipersunting?
Cantik atau Enak dipandang?
Tentu setiap
lelaki ingin mempunyai pendamping yang sempurna secara fisik dan memiliki kriteria
yang ia inginkan. Tapi, apakah benar hanya ukuran kecantikan yang dicari?
Kriteria sempurna yang terlalu berat diajukan seorang lelaki, sering kali
membuat beberapa orang perempuan mundur teratur karena merasa tak sesuai dengan
kriteria yang diajukan sang ikhwan. Inilah yang membedakan perempuan dan
lelaki, perempuan sering kali bercermin pada dirinya dan sadar diri ketimbang
para lelaki yang sering lupa diri. Menuntut terlalu banyak tanpa sadar, diri
sendiri berkekurangan. Kesadaran ini juga yang menjadi penyebab, banyak para
akhwat yang terlantar.
Kata seorang
ikhwan, ia mendambakan seorang pendamping yang enak dipandang. Tak harus
cantik. Jika ketika ia memandang sang istri, membuat hatinya senang, nyaman,
tenang dan puas. Baginya, itu sudah sangat cukup. Lantas, istri yang bagaimana
yang bisa membuat suami senang memandangnya? Seorang perempuan yang bisa
mengoptimalkan segala potensi yang ia miliki untuk suaminya.
Rasullah SAW
bersabda, yang artinya; “…tidaklah aku
melihat orang yang kurang akal dan kurang agama lagi potensial melemahkan
laki-laki yang kuat selain salah seorang diantara kalian [para perempuan]…”
[riwayat Bukhari dan Muslim]
Taat, cinta atau pasrah?
Seorang
perempuan yang taat kepada suami adalah idaman para ikhwan. Mampu saling
mengingatkan ketika silap dan bisa menjaga kehormatan dan kesuciannya. Serta
bisa mencintai sang suami sepenuh hati dan menerima keadaan sang suami apa
adanya.
Rasullah juga
memberi tuntutan kepada para ikhwan untuk pintar memilih pendamping hidup.
Bukan sekedar memilih yang cantik, pintar atau pandai masak. Tapi, memilih yang
salihah. Perempuan pun harusnya begitu. Harus berlaku pintar agar menjadi
perempuan pilihan lelaki. Rasullah menggambarkan secara singkat, tapi cukup
sebagai panduan bagi para akhwat untuk menjadi perempuan pilihan.
“Apakah kalian mau saya beritahu tentang
simpanan seseorang yang sangat berharga? Yaitu perempuan salihan yang
[suaminya] menjadi bahagia bila memandangnya, bila diperintah segera dipenuhi,
dan bila suami tidak ada dia menjaga kehormatannya.” [Riwayat Ahmad]
Perempuan ideal
[pilihan] bagi para ikhwan adalah perempuan yang sanggup memenuhi kriteria
syariat atau paling tidak mendekati. Karena yang terpenting adalah pemahaman
tentang agama.
Walau tak bisa
ditutupi, sekarang banyak ikhwan yang hanya mementingkan fisik semata. Memang
setiap orang berhak memegang prinsip dan kriterianya serta mempertahankannya.
Setiap ikhwan berhak mendapatkan apa yang diinginkan dalam hidupnya, termasuk
seorang perempuan yang akan mendampinginya. Entah, kriteria yang bagaimana
menurut pendapatnya, yang jelas Islam telah mengatur kriteria bagi para ikhwan
untuk mempersyunting akhwat, seperti yang telah Rasullah gambarkan dalam
hadist-hadistnya.
Karenanya, para
perempuan harus berusaha sebaik mungkin untuk menjadi perempuan pilihan. Tapi,
bukan sekedar untuk dipilih lelaki. Melainkan juga untuk dipilih Allah menjadi
penghuni surga. Biarlah jika ada ikhwan yang tak lagi mau meneruskan ta’arufnya
ketika merasa dirimu tak sesuai dengan kriteria cantiknya, yang terpenting
tetaplah terus memperbaiki diri agar menjadi muslimah yang terpilih. Karena,
pada dasarnya, jodoh kita adalah cermin diri kita.
Wanita baik-baik, jodohnya laki-laki baik-baik.
Wanita pezina, pasangannya adalah pezina.
Bekasi,
Cempaka 59.
Teruntuk kakak perempuanku.
Bersabarlah, malaikatmu pasti akan datang.
Oleh : Guntur Alam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar