Hasan Bashri
seorang ahli ibadah yang terkenal. Sebelum mendapat hidayah Allah, dia pemuda
tampan yang hobi memamerkan ketampanannya. Prilaku lumrah yang dilakukan oleh
nyaris tiap pemuda kala itu.
Suatu hari, ia
melihat seorang gadis cantik. Tertariklah Hasan Bashri melihatnya. Maka,
dibuntuti gadis itu. Merasa dibuntuti, gadis itu menoleh seraya bertanya,
”Tidak malukah engkau?”
”Malu pada
siapa?” tanya Hasan Bashri.
”Malu kepada Dzat
Yang Maha Mengetahui, bahwa ada mata yang berkhianat dan sesuatu yang terlintas
di hati,” jawab gadis berparas cantik itu.
Karena didorong
rasa tertarik yang sangat, Hasan Bashri bersikap masa bodoh. Terus saja
dibuntuti ke mana gadis itu pergi. Sekali lagi gadis itu menegur,”
Mengapa engkau
membuntuti aku terus?”
”Sungguh aku
terpesona dengan matamu,” jawab Hasan Bashri.
”Kalau
begitu, tinggal di sini sebentar, nanti akan kukirim apa yang engkau
kehendaki,” ujar gadis itu.
Mendengar itu,
hati Hasan Bashri melonjak girang. Dikiranya, gadis itu sudah terpikat. Tak
lama kemudian datang seorang pelayan utusan gadis itu, membawa baki tertutup
sapu tangan di tangannya.
Setelah dibuka,
Hasan Bashri mendapati dua mata gadis itu di dalam baki. Hasan Bashri terkejut
bukan main. Melihat Hasan Bashri terkejut, pelayan itu berkata, ”Sungguh Tuan
Putri berkata demikian, ’Aku tak ingin mataku membuat fitnah, menjadikan
seseorang terpesona,’ lalu dia menyuruhku membawakan ini untukmu’.”
Kenyataan itu
benar-benar membuat Hasan Bashri bergetar hebat, badannya panas dingin, tak
lupa mengumpat-umpat dirinya sendiri. Karena merasa berdosa, ia pun bertaubat
kepada Allah saat itu juga, lalu pulang sambil menangis hingga malam, tiada
henti.
Keesokan harinya,
ia mendatangi rumah gadis itu untuk minta maaf. Tapi terlambat, gadis itu sudah
meninggal dunia. Bertambah sedih hati Hasan Bashri.
Di malam ketiga
semenjak gadis itu meninggal, Hasan Bashri bermimpi berjumpa dengan gadis itu
yang sedang berada di surga. Masih dalam mimpinya, Hasan Bashri meminta maaf
dan mohon dihalalkan segala perbuatannya.
”Sungguh semuanya
telah aku halalkan, karena aku memperoleh kebaikan dari Allah karenamu,” ucap
gadis itu.
”Berilah aku
nasihat,” pinta Hasan Bashri.
Gadis itu
menasihatinya,”Jika engkau sendirian, berdzikirlah kepada Allah SWT, pada
setiap pagi dan petang, dengan beristighfar kepada Allah.”
Nasihat itu
dikerjakan Hasan Bashri hingga beliau dikenal sebagai seorang ahli ibadah
kenamaan.
Alimuddin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar