Bagaimana seseorang mengawali harinya,
begitulah ia mengisi waktunya sepanjang hari.
Allah menjadikan siang dan malam
untuk manusia. Siang untuk mencari nafkah, malam untuk istirahat dan bermunajat
kepada Allah. “Dan Kami jadikan malam itu sebagai pakaian, dan Kami jadikan
siang untuk mencari penghidupan,” (QS an-Naba’: 10-11). Malam disebut
pakaian karena kegelapannya menutupi jagad sebagaimana pakaian menutupi tubuh
manusia.
Selalu ada hikmah di balik setiap
penciptaan Allah. Pagi menjadi awal bagi siang. Saat
yang paling tepat bagi
setiap hamba untuk memulai aktivitasnya. Pagi ibarat anak tangga pertama yang
harus dilalui jika ingin menanjak pada mata tangga berikutnya. Bagaimana
seseorang mengawali harinya, begitulah ia mengisi waktunya sepanjang hari.
Begitulah pagi. Allah menjadikan banyak keberkahan bagi mereka yang ingin
merengkuhnya.
Salah satu cara kita mendapatkan
keberkahan pagi hari adalah dengan berusaha bangun tidur sedini mungkin sebelum
adzan Shubuh berkumandang. Kita raih keberkahan bangun tidur dengan
memunajatkan doa, “Alhamdulillahilladzi ahyanaa ba’damaa amaatanaa wa
ilahin-nusyur. Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan
(membangunkan) kami kembali setelah Dia mematikan (menidurkan) kami dan hanya
kepada-Nya tempat kami kembali.”
Sebelum memasuki kamar mandi, kita raih keberkahan dengan meletakkan
pakaian seraya mengucapkan, "Bismillah", dan tidak lupa berdoa
ketika mau masuk ke kamar mandi dengan ucapan, "Bismillah, allahumma
innii a’udzu bika minal khubutsi wa al-khabaits. Ya Allah, sesungguhnya aku
berlindung kepada-Mu dari godaan syetan laki-laki dan syetan perempuan."
Tentu saja dengan mendahulukan kaki kiri ketika memasuki kamar mandi agar ada
keberkahan yang bisa kita kumpulkan.
Lalu, kita sucikan diri dengan meraih keberkahan wudhu. Agar wudhu yang
dilakukan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT, maka kita harus mengikuti sunnah Rasulullah saw. Kita ingat, wudhu yang sesuai
dengan sunnah Rasulullah saw, akan meleburkan dosa-dosa dan menghapuskan
kesalahan-kesalahan serta akan mengangkat derajat kita di sisi-Nya. Kita pun
dianjurkan untuk mendahulukanlah kaki kanan ketika keluar dari kamar mandi
seraya berdoa, "Ghufraanaka (Aku mohon ampunan-Mu wahai Rabb-ku)."
Doa itu akan menambahkan keberkahan bagi
kita.
Untuk menambah keberkahan di pagi hari, kita juga dianjurkan menjawab
panggilan adzan seraya berdoa, "Ya Allah, Tuhan Pemilik panggilan adzan
yang sempurna ini dan shalat (wajib) yang akan didirikan, berikanlah al-wasilah
(derajat di dalam surga) dan fadhilah (keutamaan) kepada Muhammad, dan bangkitkanlah beliau
sehingga bisa menempati maqam yang terpuji yang telah Engkau janjikan.
Sesungguhnya Engkau tidak mengingkari janji."
Sembari menanti iqamah dikumandangkan,
kita dianjurkan untuk terus bermunajat kepada Sang Pencipta yang senantiasa
mengabulkan doa para hamba-Nya. Kita berdoa dengan apa saja yang kita inginkan.
Doa antara adzan dan iqamah dikabulkan oleh Allah sebagaimana sabda Rasulullah
saw, “Doa antara adzan dan iqamah tidak ditolak,” (HR Abu Daud).
Lalu, kita lanjutkan dengan shalat
sunnah sebelum Shubuh sebanyak dua rakaat. Rasulullah saw menganjurkan agar
umatnya menghidupkan rumah dengan shalat-shalat sunnah, tilawatil qur`an, dzikir-dzikir, dan amal ibadah sunnah lainnya.
Renungkanlah tentang keberkahan, kehebatan dan keutamaan yang disediakan bagi
siapa saja yang mengerjakan shalat sunnah dua rakaat sebelum shalat Shubuh.
Tentang hal ini Rasulullah saw bersabda, “Dua rakaat shalat sunnah ajar
(shalat sunnah sebelum shalat Shubuh) lebih baik daripada dunia dan seisinya),”
(HR Muslim).
Selanjutnya, kita melangkahkan kaki menuju rumah Allah seraya berdoa, "Bismillahi
tawakkaltu 'alallahi laa haula walaa quwwata illa billah" (Dengan
menyebut Nama Allah, aku bertawakkal kepada Allah, tiada daya dan kekuatan
kecuali karena pertolongan Allah), dan doa-doa lainnya.
Ketika memasuki masjid, kita mendahulukan kaki seraya berdoa, "Bismillah
wash-shalaatu wassalaamu 'alaa Rasulillahi, Allahummaftah lii abwaaba
rahmatika," (Dengan menyebut Nama Allah, semoga shalawat dan salam
tercurah kepada Rasulullah. Ya Allah bukakanlah untukku pintu-pintu rahmat-Mu).
Kita muliakan
rumah Allah dengan melaksanakan shalat sunnah Tahiyyatul Masjid dua rakaat,
niscaya keberkahan pasti Allah SWT limpahkan kepadamu. Lalu, kita tunaikan
shalat Shubuh dengan khusyuk agar mendapatkan keberuntungan. "Sungguh beruntung orang-orang yang beriman, (yaitu)
orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya," (QS al-Mu’minun: 1-2).
Tujuan utama berada di rumah Allah pagi hari itu, hanyalah untuk mengejar
dan memburu keberkahan dan kehebatan shalat Shubuh berjamaah. Karena itu, kita
renungkan sebaik-baiknya keagungan, kehebatan dan keutamaan shalat Shubuh
berjamaah di masjid. Renungkan sabda Rasulullah saw, “Tidak ada shalat yang
paling berat bagi orang-orang munafik selain shalat Shubuh dan Isya, seandainya
mereka mengetahui kebaikan kedua shalat tersebut, pasti mereka akan
mendatanginya walaupun dengan merangkak,” (HR Muttafaqun 'Alaih).
Dalam hadits lain Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa yang
menghadiri shalat Isya berjamaah, seolah-olah dia shalat setengah malam.
Barangsiapa yang menghadiri shalat Shubuh berjamaah, seolah-olah dia shalat
semalam suntuk,” (HR Muslim).
Selesai shalat Shubuh berjamaah, jangan sia-siakan keberkahan selanjutnya
yaitu dzikir setiap selesai shalat fardhu. Setelah wirid selesai shalat fardhu,
jangan terburu-buru untuk meninggalkan masjid, raihlah beribu-ribu keberkahan
lainnya yang telah Allah SWT sediakan bagi siapa yang mau memburu, keberkahan
itu adalah dzikir pagi hari karena Rasulullah saw berpesan melalui sabdanya,
“Sungguh aku duduk bersama kaum berdzikir kepada Allah setelah shalat Shubuh
hingga terbit matahari lebih aku senangi dari memerdekakan empat orang
keturunan (Nabi) Ismail. Sungguh aku duduk bersama kaum berdzikir kepada Allah
setelah shalat Ashar hingga terbenam matahari lebih aku senangi dari
memerdekakan empat orang keturunan
(Nabi) Ismail,” (HR Abu Daud).
Dalam hadits lain Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang menunaikan
shalat Shubuh berjamaah, lalu dia berdzikir kepada Allah hingga terbit matahari
lalu dia shalat dua rakaat, maka dia mendapatkan pahala seperti pahala haji
atau pahala umrah dengan sempurna, sempurna dan sempurna,” (HR at-Tirmizi
dan dishahihkan oleh Syekh al-Albani).
Hepi Andi Bastoni
Tidak ada komentar:
Posting Komentar