1. Membaca Basmallah
“Wahai
anakku, sebutlah nama Allah, makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah
makanan yang berada di dekatmu.” (HR Bukhari no. 5376 dan Muslim 2022)
Di
antara sunnah Nabi adalah mengucapkan bismillah
sebelum makan dan minum dan mengakhirinya dengan memuji Allah. Imam Ahmad
mengatakan, “Jika dalam satu makanan terkumpul 4 (empat) hal, maka makanan
tersebut adalah makanan yang sempurna. Empat hal tersebut adalah menyebut nama
Allah saat mulai makan, memuji Allah di akhir makan,
banyaknya orang yang turut
makan dan berasal dari sumber yang halal.
Menyebut
nama Allah sebelum makan berfungsi mencegah setan dari ikut berpartisipasi menikmati
makanan tersebut. Hudzaifah radhiyallahu
‘anhu mengatakan, “Apabila kami makan bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
maka kami tidak memulainya sehingga Nabi memulai makan. Suatu hari kami makan
bersama Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam, tiba-tiba datanglah seorang gadis kecil
seakan-akan anak tersebut terdorong untuk meletakkan tangannya dalam makanan
yang sudah disediakan. Dengan segera Nabi memegang tangan anak tersebut. Tidak
lama sesudah itu datanglah seorang Arab Badui. Dia datang seakan-akan di dorong
oleh sesuatu. Nabi lantas memegang tangannya. Sesudah itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Sesungguhnya syaitan
turut menikmati makanan yang tidak disebut nama Allah padanya. Syaitan datang
bersama anak gadis tersebut dengan maksud supaya bisa turut menikmati makanan
yang ada karena gadis tersebut belum menyebut nama Allah sebelum makan. Oleh
karena itu aku memegang tangan anak tersebut. Syaitan pun lantas datang bersama
anak Badui tersebut supaya bisa turut menikmati makanan. Oleh karena itu, ku
pegang tangan Arab Badui itu. Demi Allah yang jiwaku ada di tangan-Nya
sesungguhnya tangan syaitan itu berada di tanganku bersama tangan anak gadis
tersebut.” (HR Muslim no. 2017)
Bacaan
bismillah yang
sesuai dengan sunnah adalah cukup dengan bismillah
tanpa tambahan ar-Rahman
dan ar-Rahim. Dari
Amr bin Abi Salamah, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Wahai
anakku, jika engkau hendak makan ucapkanlah bismillah, makanlah dengan tangan
kananmu dan makanlah makanan yang berada di dekatmu.” (HR Thabrani
dalam Mu’jam Kabir) Dalam silsilah
hadits shahihah, 1/611 Syaikh al-Albani mengatakan, “Sanad hadits
ini shahih menurut persyaratan Imam Bukhari dan Imam Muslim)
Ibnu
Hajar al-Astqalani mengatakan, “Aku tidak mengetahui satu dalil khusus yang
mendukung klaim Imam Nawawi bahwa ucapan bismillahirramanirrahim
ketika hendak makan itu lebih afdhal.” (Fathul
Baari, 9/431)
Apabila
kita baru teringat kalau belum mengucapkan bismillah
sesudah kita memulai makan, maka hendaknya kita mengucapkan bacaan yang Nabi
ajarkan sebagaimana dalam hadits berikut ini, dari Aisyah radhiyallahu ‘anhu Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Jika salah satu
kalian hendak makan, maka hendaklah menyebut nama Allah. Jika dia lupa untuk
menyebut nama Allah di awal makan, maka hendaklah mengucapkan bismillahi
awalahu wa akhirahu.” (HR Abu Dawud no. 3767 dan dishahihkan oleh
al-Albani)
Apabila
kita selesai makan dan minum lalu kita memuji nama Allah maka ternyata amal
yang nampaknya sepele ini menjadi sebab kita mendapatkan ridha Allah. Dari Anas
bin Malik, “Sesungguhnya Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya
Allah ridha terhadap seorang hamba yang menikmati makanan lalu memuji Allah
sesudahnya atau meneguk minuman lalu memuji Allah sesudahnya.” (HR
Muslim no. 2734)
Bentuk
bacaan tahmid sesudah makan sangatlah banyak. Diantaranya adalah dari Abu
Umamah, sesungguhnya Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam jika selesai makan mengucapkan:
{
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي
كَفَانَا وَأَرْوَانَا
غَيْرَ مَكْفِيٍّ وَلَا
مَكْفُورٍ }
“segala puji milik Allah Dzat yang
mencukupi kita dan menghilangkan dahaga kita, pujian yang tidak terbatas dan
tanpa diingkari.”
Terkadang
beliau juga mengucapkan:
{
الـحَمْدُ للـهِ حَمْداً
كَثِيراً طَيِّباً مُبَارَكاً
فِيهِ، غَيْرَ [مَكْفِيٍّ
ولا] مُوَدَّعٍ، ولا مُسْتَغْنَىً عَنْهُ رَبَّنَا }
“Segala puji bagi Allah dengan
pujian yang banyak dan penuh berkah meski bukanlah pujian yang mencukupi dan
memadai, dan meski tidaklah dibutuhkan oleh Rabb kita.” (HR.
Bukhari).
Dari
Abdurrahman bin Jubair dia mendapat cerita dari seorang yang melayani Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
selama delapan tahun. Orang tersebut mengatakan, ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
mengucapkan bismillah
apabila makanan disuguhkan kepada beliau. Apabila selesai makan Nabi berdoa: Allahumma Ath’amta wa Asqaita wa Aqnaita
wa Ahyaita falillahil hamdu ala ma A’thaita yang artinya, “Ya Allah engkaulah yang memberi makan
memberi minum, memberi berbagai barang kebutuhan, memberi petunjuk dan
menghidupkan. Maka hanya untukmu segala puji atas segala yang kau beri.”
(HR Ahmad 4/62, 5/375 al-Albani mengatakan sanad hadits ini shahih. Lihat silsilah shahihah, 1/111)
Hadits
ini menunjukkan bahwa ketika kita hendak makan cukup mengucap bismillah saja tanpa arrahman dan arrahim dan demikianlah yang
dilakukan oleh Nabi sebagaimana tertera tegas dalam hadits di atas. Di samping
bacaan-bacaan tahmid di atas, sebenarnya masih terdapat bacaan-bacaan yang
lain. Dan yang paling baik dalam hal ini adalah berganti-ganti, terkadang
dengan bentuk bacaan tahmid yang ini dan terkadang dalam bentuk bacaan tahmid
yang lain. Dengan demikian kita bisa menghafal semua bacaan doa yang Nabi
ajarkan serta mendapatkan keberkahan dari semua bacaan-bacaan tersebut. Di
samping itu kita bisa meresapi makna-makna yang terkandung dalam masing-masing
bacaan tahmid karena kita sering berganti-ganti bacaan. Jika kita membiasakan
melakukan perkara tertentu seperti membaca bacaan zikir tertentu, maka jika ini
berlangsung terus menerus kita kesulitan untuk meresapi makna-makna yang kita
baca, karena seakan-akan sudah menjadi suatu hal yang refleks dan otomatis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar