Senin, 30 September 2013

Keutamaan Masjid


Oleh: Hepi Andi Bastoni, MA
(Ketua Yayasan Tahfizh Qur’an Az-Zumar Bogor)

Defenisi Masjid
            Masjid ( مَسْجِد ) berarti tempat sujud, dan bentuk jamaknya adalah ( مَسَاجِد ). Nabi saw bersabda, وَجُعِلَتْ لِيَ اْلأَرْضُ مَسْجِدًا وَطَهُورًا
“Dan (seluruh permukaan) bumi ini telah dijadikan untukku sebagai tempat bersujud dan alat bersuci.” (Muttafaq ‘alaihi)
Adapun menurut istilah yang dimaksud masjid adalah suatu bangunan yang memiliki batas-batas tertentu yang didirikan untuk tujuan beribadah kepada Allah seperti shalat, dzikir, membaca al-Qur’an dan ibadah lainnya. Lebih spesifik lagi yang dimaksud masjid di sini adalah tempat didirikannya shalat berjamaah, baik ditegakkan di dalamnya shalat Jumat maupun tidak. Allah berfirman,

 “Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Allah,” (QS al-Jin:18)
“Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan sholat, menuaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk,” (QS at-Taubah: 18).
Adapun kata “memakmurkan” dalam bahasa Arab yaitu ( عَمَرَ – يَعْمُرُ -عِمَارَةً ) yang memiliki banyak arti, antara lain: menghuni (mendiami), menetapi, menyembah, mengabdi (berbakti), membangun (mendirikan), mengisi, memperbaiki, mencukupi, menghidupkan, menghormati dan memelihara.
Dengan demikian, “memakmurkan masjid” adalah membangun dan mendirikan masjid, mengisi dan menghidupkannya dengan berbagai ibadah dan ketaatan kepada Allah, menghormati dan memeliharanya dengan cara membersihkannya dari kotoran-kotoran dan sampah serta memberinya wewangian.

Bentuk-bentuk Memakmurkan Masjid
Setiap muslim (khususnya kaum laki-laki) wajib memakmurkan masjid-masjid Allah dengan berbagai ibadah dan ketaatan, karena padanya ada keutamaan. Dan Allah menyifati orang-orang yang memakmurkan masjid-masjidNya sebagai orang-orang Mukmin. Nabi saw bersabda,
 إذا رأيتم الرجل يعتاد المساجد فاشهدوا له بالإيمان

 “Jika kamu melihat orang rajin mendatangi masjid, maka persaksikanlah ia sebagai orang yang beriman.” (HR. Ahmad, At-Tirmidzi dan beliau menghasankannya serta yang lainnya. Didhaifkan oleh Syaikh al-Albani dalam Dha’if al-Jami’ no. 509). Hadits ini dha’if, tetapi maknanya benar sesuai ayat di atas.

1. Membangun/mendirikan masjid
Nabi saw bersabda,
 مَنْ بَنَى مَسْجِداً يَبْتَغِي بِهِ وَجْهَ اللهِ بَنَى اللهُ لَهُ مِثْلَهُ فِي الْجَنَّةِ  

“Barangsiapa membangun masjid –karena mengharap wajah Allah- maka Allah akan membangunkan untuknya yang semisalnya di dalam syurga.” (HR Bukhari dan Muslim).
            Keutamaan tersebut hanya bisa dicapai dengan ikhlas karena Allah meskipun masjid yang dibangun itu kecil. Dalam hadits lain Nabi saw bersabda,

 مَنْ بَنَى ِللهِ مَسْجِداً وَلَوْ كَمَفْحَصِ قَطَاةٍ أَوْ أَصْغَرَ بَنَى اللهُ لَهُ بَيْتاً فِي الْجَنَّةِ

            “Barangsiapa membangun sebuah masjid karena/untuk Allah walau seukuran sarang (kandang) burung atau lebih kecil dari itu, maka Allah akan membangunkan untuknya rumah di dalam syurga.” (HR. Ibnu Majah dan al-Baihaqi dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih al-Jami’ no. 6128).
            Jika membangun masjid dengan tujuan ingin dipuji atau untuk berbangga-banggaan, maka ia tidak akan memperoleh keutamaan. Bahkan, berbangga-bangaan dengan bangunan masjid menjadi satu tanda dekatnya hari Kiamat. Nabi saw,
 لا تقوم الساعة حتى يتباهى الناس في المساجد
           
“Tidaklah kiamat akan tegak sehingga manusia berbangga-banggaan dalam (membangun) masjid-masjid.” (HR. Ahmad, Abu Daud Ibnu Majah dan yang lainnya. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih al-Jami’ no. 7421)

2. Membersihkan dan memberinya wewangian
            Hal itu telah diperintahkan oleh Rasulullah saw sebagaimana diceritakan oleh Aisyah
 أمر رسول الله  ببناء المساجد في الدور وأن تنظف وتطيب.

“Rasulullah saw memerintahkan untuk membangun masjid-masjid di perkampungan-perkampungan, (lalu) dibersihkan dan diberi wewangian.”

3. Berdzikir kepada Allah dan Membaca Qur’an
Nabi saw bersabda,
 إن هذه المساجد لا تصلح لشيء من هذا البول ولا القذر إنما هي لذكر الله عز وجل والصلاة وقراءة القرآن

“Sesungguhya masjid-masjid ini tidak pantas digunakan untuk tempat kencing dan berak, tetapi hanyasanya ia (dibangun) untuk dzikrullah, shalat dan membaca al-Qur’an.”
Karena itu masjid merupakan tempat yang paling dicintai oleh Allah. Nabi saw bersabda,
 أحب البلاد إلى الله مساجدها و أبغض البلاد إلى الله أسواقها
“Tempat yang paling dicintai Allah adalah masjid-masjidnya dan yang paling dibenci Allah adalah pasar-pasarnya.” (HR Muslim dari Abu Hurairah)

Adapun membaca al-Qur’an dan mempelajarinya bersama-sama di dalam masjid juga telah disebutkan keutamaannya oleh Nabi saw dalam sabdanya,

ما اجتمع قوم في بيت من بيوت الله يتلون كتاب الله ويتدارسونه بينهم إلا نزلت عليهم السكينة وغشيتهم الرحمة وحفتهم الملائكة وذكرهم الله فيمن عنده
” … dan tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah (masjid), untuk membaca Kitabullah (al-Qur’an) dan mempelajarinya di antara mereka melainkan akan turun ketentraman kepada mereka, rahmat akan menyelimuti mereka, para malaikat menaungi mereka dan Allah akan menyebut-nyebut mereka di hadapan para malaikat di sisi-Nya … ” (HR. Muslim dari Abu Hurairah)

4. Menuntut Ilmu
Semua halaqah ilmu yang bermanfaat termasuk dalam keutamaan tersebut. Bahkan orang-orang yang menuntut ilmu di majelis-majelis ilmu di dalam masjid, terutama di Masjid Nabawi, bagaikan mujahid di jalan Allah. Nabi saw bersabda, “Barangsiapa datang ke masjidku ini, tidak lain kecuali untuk mempelajari kebaikan atau mengajarkannya, maka dia bagaikan mujahid di jalan Allah, sedangkan yang datang untuk selain itu maka bagaikan orang yang cuma melihat-lihat harta orang lain.” (HR. Ibnu Majah dan al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman, dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam al-Misykat)


5. Rajin datang ke Masjid
Islam telah memotivasi setiap muslim untuk selalu mendatangi masjid-masjid, dan seseorang yang hatinya telah terikat dengan masjid  ketika dia keluar darinya hingga dia kembali ke masjid (yakni selalu menjaga waktu-waktu shalat berjamaah di masjid) termasuk dari tujuh golongan yang akan Allah naungi pada hari tiada naungan selain naungan-Nya.
ورجل قلبه معلق بالمسجد إذا خرج منه حتى يعود إليه
“seorang yang terikat (hatinya) dengan masjid ketika ia keluar hingga ia kembali ke masjid …” (HR Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)
Seorang yang pergi ke masjid pagi atau petang akan memperoleh pahala yang besar. Rasulullah saw bersabda,
من غدا إلى المسجد و راح أعد الله له نزلا من الجنة كلما غدا و راح

“Barangsiapa pergi pagi hari ke masjid, atau petang hari, akan Allah sediakan untuknya tempat di syurga setiap kali dia pergi (pagi atau petang hari).” (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah ).
            Dalam hadits lainnya Nabi saw bersabda, “Tidakkah kamu mau aku tunjukkan apa yang dengannya Allah menghapus dosa-dosa dan mengangkat derajat? Menyempurnakan wudhu dalam keadaan yang berat, memperbanyak langkah ke masjid dan menanti shalat setelah shalat. Itulah penjagaan sesungguhnya, itulah penjagaan sesungguhnya.” (HR Muslim dari Abu Hurairah t).

Perjalanan Menuju Shalat Menghapus Dosa dan Mengangkat Derajat
Abu Hurirah mengatakan bahwa Rasulullah saw pernah bersabda, “Barang siapa bersuci di rumahnya, lalu berjalan menuju salah satu masjid untuk menunaikan shalat fardhu, maka tiap-tiap langkahnya yang satu menghapus dosa dan yang lain mengangkat derajat,” (HR Muslim).

6. Membaca Doa Masuk dan Keluar Masjid
Ketika memasuki masjid dianjurkan dengan kaki kanan lebih dulu dan membada doa:
اَللَّهُمَّ افْتَحْ لِيْ أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ

Artinya, “Ya Allah, bukakanlah bagiku pintu-pintu rahmat-Mu”
            Ketika keluar dari masjid kita mendahulukan kaki kiri dan membaca doa:

الَلهُمَّ اغْفِرْلي ذُنُوْبي وَافْنَحْ لي أَبْوَابَ فَضْلِك
            Artinya, “Ya Allah, bukakanlah bagiku pintu-pintu keutamaan-Mu”

7. Shalat Tahiyatul Masjid
  إِذَا دَخَلَ أَحَدُكُم ُالْمَسْجِدَ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ اَنْ يَجْلِسَ
        “Apabila salah seorang di antara kalian memasuki masjid maka hendaklah dia shalat dua rekakat sebelum duduk,” (HR Bukhari Muslim).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar