Oleh: Hepi Andi Bastoni, MA
(Ketua Yayasan Tahfizh Qur’an Az-Zumar Bogor)
Defenisi Masjid
Masjid ( مَسْجِد ) berarti tempat sujud, dan bentuk jamaknya adalah ( مَسَاجِد ). Nabi saw bersabda, وَجُعِلَتْ
لِيَ اْلأَرْضُ مَسْجِدًا وَطَهُورًا
“Dan (seluruh permukaan) bumi ini telah dijadikan untukku sebagai tempat
bersujud dan alat bersuci.” (Muttafaq ‘alaihi)
Adapun
menurut istilah yang dimaksud masjid adalah suatu bangunan yang memiliki
batas-batas tertentu yang didirikan untuk tujuan beribadah kepada Allah seperti
shalat, dzikir, membaca al-Qur’an dan ibadah lainnya. Lebih spesifik lagi yang
dimaksud masjid di sini adalah tempat didirikannya shalat berjamaah, baik
ditegakkan di dalamnya shalat Jumat maupun tidak. Allah berfirman,
“Dan sesungguhnya masjid-masjid itu
adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya
di samping (menyembah) Allah,” (QS al-Jin:18)
“Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang
beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan sholat,
menuaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka
merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang
mendapat petunjuk,” (QS at-Taubah: 18).
Adapun
kata “memakmurkan” dalam bahasa Arab yaitu ( عَمَرَ – يَعْمُرُ -عِمَارَةً ) yang memiliki banyak arti, antara lain: menghuni
(mendiami), menetapi, menyembah, mengabdi (berbakti), membangun (mendirikan),
mengisi, memperbaiki, mencukupi, menghidupkan, menghormati dan memelihara.
Dengan
demikian, “memakmurkan masjid” adalah membangun dan mendirikan masjid, mengisi dan
menghidupkannya dengan berbagai ibadah dan ketaatan kepada Allah, menghormati
dan memeliharanya dengan cara membersihkannya dari kotoran-kotoran dan sampah
serta memberinya wewangian.
Bentuk-bentuk Memakmurkan Masjid
Setiap
muslim (khususnya kaum laki-laki) wajib memakmurkan masjid-masjid Allah dengan
berbagai ibadah dan ketaatan, karena padanya ada keutamaan. Dan Allah menyifati
orang-orang yang memakmurkan masjid-masjidNya sebagai orang-orang Mukmin. Nabi saw
bersabda,
إذا رأيتم الرجل يعتاد المساجد فاشهدوا له بالإيمان
“Jika kamu melihat orang rajin mendatangi
masjid, maka persaksikanlah ia sebagai orang yang beriman.” (HR. Ahmad, At-Tirmidzi dan beliau menghasankannya serta yang lainnya.
Didhaifkan oleh Syaikh al-Albani dalam Dha’if al-Jami’ no. 509). Hadits ini
dha’if, tetapi maknanya benar sesuai ayat di atas.
1.
Membangun/mendirikan masjid
Nabi
saw bersabda,
مَنْ بَنَى مَسْجِداً يَبْتَغِي بِهِ وَجْهَ اللهِ
بَنَى اللهُ لَهُ مِثْلَهُ فِي الْجَنَّةِ
“Barangsiapa membangun masjid –karena mengharap wajah Allah- maka Allah
akan membangunkan untuknya yang semisalnya di dalam syurga.” (HR Bukhari dan Muslim).
Keutamaan tersebut hanya bisa
dicapai dengan ikhlas karena Allah meskipun masjid yang dibangun itu kecil. Dalam
hadits lain Nabi saw
bersabda,
مَنْ بَنَى ِللهِ مَسْجِداً وَلَوْ كَمَفْحَصِ قَطَاةٍ أَوْ أَصْغَرَ بَنَى
اللهُ لَهُ بَيْتاً فِي الْجَنَّةِ
“Barangsiapa membangun sebuah masjid
karena/untuk Allah walau seukuran sarang (kandang) burung atau lebih kecil dari
itu, maka Allah akan membangunkan untuknya rumah di dalam syurga.” (HR. Ibnu Majah dan al-Baihaqi dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam
Shahih al-Jami’ no. 6128).
Jika membangun masjid dengan tujuan
ingin dipuji atau untuk berbangga-banggaan, maka ia tidak akan memperoleh
keutamaan. Bahkan, berbangga-bangaan dengan bangunan masjid menjadi satu tanda
dekatnya hari Kiamat. Nabi saw,
لا تقوم الساعة حتى يتباهى الناس في المساجد
“Tidaklah kiamat akan tegak sehingga manusia berbangga-banggaan dalam
(membangun) masjid-masjid.” (HR. Ahmad, Abu Daud Ibnu Majah dan yang lainnya.
Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih al-Jami’ no. 7421)
2.
Membersihkan dan memberinya wewangian
Hal itu telah diperintahkan oleh
Rasulullah saw
sebagaimana diceritakan oleh Aisyah
أمر رسول الله ببناء
المساجد في الدور وأن تنظف وتطيب.
“Rasulullah saw memerintahkan untuk membangun masjid-masjid di perkampungan-perkampungan,
(lalu) dibersihkan dan diberi wewangian.”
3.
Berdzikir kepada Allah dan Membaca Qur’an
Nabi saw bersabda,
إن هذه المساجد لا تصلح لشيء من هذا البول ولا القذر إنما هي لذكر الله عز وجل
والصلاة وقراءة القرآن
“Sesungguhya masjid-masjid ini tidak pantas digunakan untuk tempat kencing
dan berak, tetapi hanyasanya ia (dibangun) untuk dzikrullah, shalat dan membaca
al-Qur’an.”
Karena
itu masjid merupakan tempat yang paling dicintai oleh Allah. Nabi saw bersabda,
أحب البلاد إلى الله مساجدها و أبغض البلاد إلى الله أسواقها
“Tempat yang paling dicintai Allah adalah masjid-masjidnya dan yang paling
dibenci Allah adalah pasar-pasarnya.”
(HR Muslim dari Abu Hurairah)
Adapun
membaca al-Qur’an dan mempelajarinya bersama-sama di dalam masjid juga telah
disebutkan keutamaannya oleh Nabi saw
dalam sabdanya,
ما اجتمع قوم في بيت من بيوت الله يتلون كتاب
الله ويتدارسونه بينهم إلا نزلت عليهم السكينة وغشيتهم الرحمة وحفتهم
الملائكة وذكرهم الله فيمن عنده
”
… dan tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah (masjid), untuk
membaca Kitabullah (al-Qur’an) dan mempelajarinya di antara mereka melainkan
akan turun ketentraman kepada mereka, rahmat akan menyelimuti mereka, para
malaikat menaungi mereka dan Allah akan menyebut-nyebut mereka di hadapan para
malaikat di sisi-Nya … ” (HR. Muslim dari Abu Hurairah)
4.
Menuntut Ilmu
Semua
halaqah ilmu yang bermanfaat termasuk dalam keutamaan tersebut. Bahkan
orang-orang yang menuntut ilmu di majelis-majelis ilmu di dalam masjid,
terutama di Masjid Nabawi, bagaikan mujahid di jalan Allah. Nabi saw bersabda, “Barangsiapa datang ke
masjidku ini, tidak lain kecuali untuk mempelajari kebaikan atau
mengajarkannya, maka dia bagaikan mujahid di jalan Allah, sedangkan yang datang
untuk selain itu maka bagaikan orang yang cuma melihat-lihat harta orang lain.”
(HR. Ibnu Majah dan al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman, dan dishahihkan oleh Syaikh
Al-Albani dalam al-Misykat)
5.
Rajin datang ke Masjid
Islam
telah memotivasi setiap muslim untuk selalu mendatangi masjid-masjid, dan
seseorang yang hatinya telah terikat dengan masjid ketika dia keluar
darinya hingga dia kembali ke masjid (yakni selalu menjaga waktu-waktu shalat
berjamaah di masjid) termasuk dari tujuh golongan yang akan Allah naungi pada
hari tiada naungan selain naungan-Nya.
ورجل قلبه معلق بالمسجد إذا خرج منه حتى يعود إليه
“seorang yang terikat (hatinya) dengan masjid ketika ia keluar hingga ia
kembali ke masjid …” (HR Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)
Seorang
yang pergi ke masjid pagi atau petang akan memperoleh pahala yang besar.
Rasulullah saw
bersabda,
من غدا إلى المسجد و راح أعد الله له نزلا من الجنة كلما
غدا و راح
“Barangsiapa pergi pagi hari ke masjid, atau petang hari, akan Allah
sediakan untuknya tempat di syurga setiap kali dia pergi (pagi atau petang
hari).” (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah ).
Dalam hadits lainnya Nabi saw bersabda,
“Tidakkah
kamu mau aku tunjukkan apa yang dengannya Allah menghapus dosa-dosa dan
mengangkat derajat? Menyempurnakan wudhu dalam keadaan yang berat, memperbanyak
langkah ke masjid dan menanti shalat setelah shalat. Itulah penjagaan sesungguhnya,
itulah penjagaan sesungguhnya.” (HR Muslim dari Abu Hurairah t).
Perjalanan
Menuju Shalat Menghapus Dosa dan Mengangkat Derajat
Abu Hurirah
mengatakan bahwa Rasulullah saw pernah bersabda, “Barang siapa bersuci di rumahnya,
lalu berjalan menuju salah satu masjid untuk menunaikan shalat fardhu, maka
tiap-tiap langkahnya yang satu menghapus dosa dan yang lain mengangkat derajat,”
(HR Muslim).
6.
Membaca Doa Masuk dan Keluar Masjid
Ketika
memasuki masjid dianjurkan dengan kaki kanan lebih dulu dan membada doa:
اَللَّهُمَّ افْتَحْ لِيْ أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ
Artinya,
“Ya Allah, bukakanlah bagiku pintu-pintu rahmat-Mu”
Ketika keluar dari masjid kita
mendahulukan kaki kiri dan membaca doa:
الَلهُمَّ
اغْفِرْلي ذُنُوْبي وَافْنَحْ لي أَبْوَابَ فَضْلِك
Artinya, “Ya Allah, bukakanlah
bagiku pintu-pintu keutamaan-Mu”
7.
Shalat Tahiyatul Masjid
إِذَا دَخَلَ أَحَدُكُم ُالْمَسْجِدَ
فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ اَنْ يَجْلِسَ
“Apabila salah seorang di antara kalian memasuki
masjid maka hendaklah dia shalat dua rekakat sebelum duduk,” (HR Bukhari
Muslim).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar