Rabu, 01 Juni 2016

Sambut Ramadan, Superhero Turun Ke Jalan


Tidak hanya kaum muslimin saja yang berbahagia dengan datangnya bulan suci Ramadan. Di kawasan car free day  Bogor, para superhero pun turut serta menyambut kedatangan bulan istimewa ini. Nampak sosok Ironman ditemani oleh power ranger di tengah-tengah kerumunan warga Bogor hari Minggu lalu (29/5). Mereka nampak membagikan tools tentang Ramadan dan berfoto bersama warga. Ternyata, mereka adalah relawan Sentra Inspirasi Teladan Siswa, disingkat SINTESA.

Selasa, 03 Mei 2016

Bahaya Figuritas



Oleh : Hepi Andi Bastoni
IG : @HepiAndiBastoni

Purnama Jumadil Akhir 13 H menggantung di antara gemintang. Lembah Yarmuk diselimuti dingin yang mencucuk tulang. Dalam sebuah tenda di antara ratusan tenda-tenda yang ada, dua panglima besar Islam, Khalid bin Walid dan Abu Ubaidah bin al-Jarrah sedang ditemani seorang utusan Khalifah Umar bin Khaththab yang baru tiba dari Madinah. Ketiganya duduk saling berhadapan. Di luar sana, terdapat sekitar 39.000 prajurit. Sebagian berjaga dan yang lainnya beristirahat di tenda masing-masing.

Senin, 02 Mei 2016

Mencari Popularitas


Oleh : Hepi Andi Bastoni
IG : @HepiandiBastoni

Ia adalah putri Abdullah bin al-Haris bin Uwaimir bin Naufal al-Anshariyah. Dalam lembaran sejarah, ia lebih dikenal dengan Ummu Waraqah binti Naufal. Ia merupakan shahabiyat yang memiliki ghirah (semangat) tinggi terhadap Islam. Ummu Waraqah bercita-cita untuk mati syahid di jalan Allah. Karena itu, ia menemui Rasulullah saw dan meminta izin untuk diperkenankan ikut ke medan Badar. “Ya Ra­su­lullah, izinkan aku berangkat bersama Anda, sehingga aku dapat mengobati orang-orang yang terluka, merawat orang yang sakit, dan agar Allah mengaruniaiku sya­hadah (mati syahid).”

Selasa, 26 April 2016

Memimpin untuk Rakyat


Oleh : Hepi Andi Bastoni
IG : @HepiAndiBastoni

"Kami telah memilihmu, wahai Amirul Mukminin.
Kami ridha terhadapmu."

Aturlah urusan kami dengan karunia dan berkah Allah.”Suara itu terus menggema. Dukungan atas diangkatnya Umar bin Abdul Aziz sebagai kha­lifah menggantikan Sulaiman bin Abdul Malik, terus mengalir. Rakyat secara aklamasi meng­angkat laki-laki sederhana itu sebagai khalifah. Ketika suara dukungan itu mulai se­nyap dan suasana agak tenang, Umar bin Abdul Aziz memuji Allah. Ia ber­shalawat pada Nabi Muhammad saw, hamba dan utusan Allah.

Kamis, 21 April 2016

Lahirkan Generasi Umar



Oleh : Hepi Andi Bastoni
IG : @hepiandibastoni

Damaskus sedang tersenyum manis menyambut datangnya musim semi. Berbangga dengan kesuburan tanah dan taman-tamannya yang indah berseri. Hari itu Muawiyah bin Abi Sufyan tengah bersiap menerima para utusan di istananya. Ketika kesempatan pertama dibuka, Ummul Hakam binti Abi Sufyan, kakak perempuannya, segera menyelinap di balik tabirnya. Dari situ dia bisa mendengarkan pembicaraan-pembicaraan dalam majelis kakaknya tentang beragam hal.
          Tak seperti biasanya, kali ini Ummul Hakam mendapati tamu kakaknya membawa suasana tegang dan menggetarkan. Dia mendengar kakaknya berkata, “Demi Allah wahai Ahnaf, setiap kali aku ingat perang Shiffin dan betapa Anda memihak pada Ali bin Abi Thalib kemudian meninggalkan kami, rasa kesal di hatiku serasa tak terobati.”

Selasa, 19 April 2016

Memberi Pinjaman pada Allah



Oleh : Hepi Andi Bastoni
IG : @HepiAndiBastoni

Wajah Abu Darda’ tampak serius. Sahabat Rasulullah saw yang bernama asli Umair bin Malik dari suku Khazraj ini bergegas ke rumah Rasulullah saw. Gejolak pertanyaan menggemuruh di dadanya. Ia tak mau menunggu waktu lama dan ingin segera ‘mengklarifikasi’ ayat yang baru saja turun. Ayat itu berbunyi, “Jika kamu meminjamkan pada Allah pinjaman yang baik, niscaya Allah melipat gandakan (pembalasannya) kepadamu dan mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pembalas Jasa Lagi Maha Penyantun,” (QS ath-Thagabun: 17).
 Di hadapan Rasulullah saw, Abu Darda’ bertanya. Bukan karena keraguan atas kemahapengasihan Allah, tapi untuk memantapkan keyakinannya. Hal ini pernah dilakukan Nabi Ibrahim ketika ia meminta agar Allah memperlihatkan padanya bagaimana menghidupkan sesuatu yang sudah mati.

Kamis, 14 April 2016

Mewaspadai Penyusupan

ilustrasi Abdulloh bin Ubay


Oleh : Hep Andi Bastoni/0817194560
IG : @Hepiandibastoni

Menjelang terbit fajar, Rasulullah saw melanjutkan perjalanan. Setelah tiba di asy-Syauth, beliau dan para sa­habatnya melakukan shalat Shubuh. Tempat ini tak begitu jauh dari bukit Uhud. Dengan de­mikian, antara pasukan kafir Quraisy yang berjumlah tiga ribu orang dan kaum Muslimin yang hanya seribu orang dapat saling me­mandang.

Di tempat itulah Abdullah bin Ubay, gem­bong munafik Madinah, berkhianat. Bersama tiga ratus prajuritnya, ia memisahkan diri dari pasukan. Alasannya, “Ka­mi tak tahu, menga­pa kami mem­bu­nuh di­ri kami sendiri?” Mak­­sudnya, ia memi­sah­kan diri karena Ra­sulullah saw tak me­nye­tujui penda­patnya yang menginginkan tetap berada di Madinah, bukan menyongsong musuh di medan Uhud.
Tentu, penyebab pena­ri­kan itu bukanlah seperti yang dia ungkapkan. Kalau benar alasan karena tak setuju de­ngan pendapat Nabi, tentu sejak awal ia sudah menarik diri. Abdullah bin Ubay ingin men­ciptakan kekacauan dalam pasukan kaum Mus­limin dan berharap kaum Muslimin akan me­ninggalkannya dan berbalik mengangkatnya se­ba­gai pemimpin. Ia juga berharap, tindak­annya berkhianat di tengah perjalanan akan menjatuhkan mental kaum Muslimin.

Rabu, 13 April 2016

Peluncuran Gerakan Peduli Anak dan Keluarga


Maraknya kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), pengabaian terhadap keluarga, serta penyimpangan seksual dan pornografi pada anak-anak yang terjadi akhir-akhir ini semakin memprihatinkan.

Atas dasar itulah, lembaga pemerhati dunia pendidikan, Sahabat Pendidik Indonesia, meluncurkan Gerakan Peduli Anak dan Keluarga di acara Workshop Ayah Bunda Ananda Kompak 100%. Workshop yang diadakan pada Minggu (10/4/2016) ini bertempat di Ruang Rapat 1 Balai Kota Bogor.

Selasa, 12 April 2016

Koalisi Rapuh



Oleh : Hepi Andi Bastoni
IG : @HepiandiBastoni

Suatu hari Rasulullah saw dan beberapa sahabatnya mendatangi Yahudi Bani  Nadhir untuk minta bantuan mem­bayar diyat dua orang Bani Kilab yang terbunuh. Ini merupakan kewajiban mereka sesuai perjan­jian Piagam Madinah.

Bani Nadhir menyanggupi permintaan itu. Mereka meminta Nabi saw dan para sahabat­­nya menunggu di suatu tempat. Semen­tara mereka pergi menemui beberapa temannya.

Watak asli bangsa Yahudi muncul. Melihat ada peluang untuk mence­lakai Rasulullah saw, mere­ka segera membuat ren­cana keji. Salah se­orang dari mereka segera menyi­apkan batu besar untuk dilemparkan di atas kepala Rasulullah saw!

Jumat, 08 April 2016

Belajar dari Wanita Pemberani



Oleh : Hepi Andi Bastoni
IG : @Hepiandibastoni

Tuntutan dari beberapa sahabiyat menyebabkan Asma’ binti Yazid mempercepat langkahnya. Ia bergegas menemui Rasululullah saw untuk mengadukan permasalahan yang dia dan teman-temannya hadapi. Saat itu, Rasulullah saw sedang duduk bersama beberapa sahabatnya.
Di hadapan Rasulullah saw, Asma’ berkata, “Demi ayah dan ibuku sebagai tebusan bagimu, engkau utusan Allah, sedang aku utusan para wanita Muslimah yang ada di belakangku. Mereka mengatakan seperti yang kukatakan, yang berpendapat seperti pendapatku. Sesungguhnya, Allah mengutusmu pada kaum laki-laki dan wanita. Kami beriman kepadamu dan mengikutimu. Kami para wanita terkungkung, terpingit di rumah, tempat menyalurkan syahwat bagi kaum laki-laki dan mengandung anak-anak mereka. Bisakah kami menyamai kaum lelaki dalam pahala wahai Rasullullah?”

Kamis, 07 April 2016

Kuat Jasmani dan Ruhani


Oleh : Hepi Andi Bastoni
IG : @Hepiandibastoni

Suatu ketika Raja Romawi mengirim  sepucuk surat kepada  Muawiyyah bin Abi Sufyan, penguasa Daulat Umayyah kala itu. Isinya, “Di antara adat kebiasaan raja-raja kami adalah saling menghibur, dengan jalan mengirimkan sesuatu yang “aneh” untuk diadu. Apakah Anda bersedia?”
            Surat itu dibalas Muawiyah dengan jawaban yang bernada mengizinkan. Kemudian, raja Romawi itu mengutus dua lelaki “aneh” kepada  Muawiyyah. Yaitu, seorang laki-laki jangkung, dan seorang laki-laki kuat perkasa.
Bersamaan dengan itu, raja Romawi mengirim juga sepucuk surat yang isinya, “Apakah di kerajaan Anda ada orang yang bisa menandingi kedua orang ini, baik tinggi maupun kekuatan?”
            Muawiyyah berkata kepada  Amr bin Ash, “Untuk menandingi orang tinggi itu, saya telah mendapatkan lawannya. Bahkan, mungkin lebih tinggi. Dialah Qais bin Sa’ad bin Ubadah. Tetapi orang kuat untuk menandingi yang satunya lagi, saya perlu pendapatmu!”

Selasa, 05 April 2016

Peranan Cita-cita


Oleh : Hepi Andi Bastoni
IG : @Hepiandibastoni 

Sore itu matahari memancarkan sinarnya. Cahayanya menerpa bagian atas Ka’bah yang berdiri kokoh. Beberapa sahabat Rasulullah saw yang masih hidup dan para pembesar tabi'in kala itu, melakukan thawaf di sekeliling Ka'bah. Gema takbir dan pekik tahlil menggaung, mengharumkan suasana yang penuh kesucian.
            Tak jauh dari salah satu sudut Ka’bah, empat orang pemuda yang mempunyai nasab terhormat, duduk sambil bercengkerama. Pakaian mereka menyerbakkan wewangian bagai kepakan sayap merpati yang berterbangan di sekitar Ka’bah. Keempat pemuda itu adalah Abdullah, Mush'ab, Urwah (ketiganya putra Zubair bin Awwam) dan Abdul Malik bin Marwan.

Kamis, 31 Maret 2016

Jalin Hubungan Ulama dan Umara


Oleh : Hepi Andi Bastoni 
IG : @Hepiandibastoni

Suatu hari Abdul Malik bin Marwan, khalifah Kelima Daulah Umayyah mengutus asy-Sya’bi, seorang tabiin di masanya, menemui Raja Romawi. Setelah tiba, asy-Sya’bi segera menemui sang raja dan mendengarkan serta memperhatikan yang disampaikannya. Asy-Sya’bi pun menyam­paikan pesan sang Khalifah kepadanya de­ngan kemampuan diplomasi yang tinggi. Raja Romawi begitu kagum dengan ketajaman berpikirnya dan he­ran akan keluasan pandangan serta kemampuan menjelas­kan­nya. Atas kelebihannya itu, Raja Romawi meminta agar me­netap beberapa hari di istananya.

Selasa, 29 Maret 2016

Muslimah yang Pernah Menikah Lebih dari Sekali, Siapakah Suaminya di Surga?



Kadang-kadang ada wanita muslimah yang berpisah dengan suaminya. Baik karena bercerai atau suaminya meninggal dunia. Lalu, muslimah tersebut menikah lagi. Ketika mereka semua masuk surga, siapakah yang akan menjadi suaminya?

Menyikapi Tawaran Penguasa



Oleh : Hepi Andi Bastoni
IG : @hepiandibastoni

Suatu hari, Sulaiman bin Abdul Malik, Khalifah Ketujuh Bani Umayyah, datang ke Makkah untuk melaksa­nakan ibadah haji. Ketika memulai thawaf, ia melihat Salim bin Abdullah, seorang tabiin ternama kala itu, sedang duduk khusyu di depan  Ka’bah. Kedua bibirnya tak henti bergerak, 
berdzikir memuji keagungan Allah. Air matanya berurai meng­anak sungai membasahi kedua pipinya.

Para jamaah mela­pang­kan jalan, mem­be­rikan kesempatan ke­pada  khalifah untuk duduk di samping Sa­lim. Namun, Salim bin Abdullah tetap asyik de­ngan kekhusyu’annya. Ia tak me­noleh sedikit pun dan tak menghiraukan keha­diran penguasa Bani Umayyah di sam­ping­nya.

Rabu, 17 Februari 2016

Melahirkan Generasi Terbaik


Oleh : Hepi Andi Bastoni
IG : @HepiAndiBastoni

Berkali-kali Umar bin Abdul Aziz berusaha memejamkan matanya. Namun, tetap saja ia tak bisa tidur. Ia diliputi kegelisahan yang amat sangat. Ia sedang memikirkan siapa yang akan ia pilih menjadi hakim Bashrah, keesokan harinya.

Saat itu pilihannya hanya tertuju pada dua orang yang sama-sama kredibel, memiliki pemahaman agama yang baik, tegar dalam menegakkan kebenaran, memiliki pemikiran cemerlang dan jeli memandang sesuatu. Umar bin Abdul Aziz terus menimbang mana di antara keduanya yang terbaik. Namun, setiap kali mendapatkan kelebihan pada salah satu di antara keduanya dalam satu hal, ia juga menemukan kelebihan lain pada sosok satunya lagi dalam hal berbeda.

Rabu, 27 Januari 2016

Pelayan Rakyat


Oleh : Hepi Andi Bastoni 
IG : @HepiAndiBastoni

Penduduk Madinah kaget. Terutama orang-orang miskin. Hampir setiap malam, ada saja yang mendapat rezeki besar! Nyaris setiap pagi, para penduduk miskin itu menemukan satu karung besar gandum di depan pintu rumah mereka.

Berita itu terus menyebar dari mulut ke mulut. Tapi sampai berlangsung lama, tak ada yang mengetahui siapa yang selalu berbuat baik, mengantarkan bahan makanan ke pintu rumah mereka itu. Bebera­pa orang mencoba menye­lidik, tapi tetap tak berhasil melacak si pelaku.

Selasa, 19 Januari 2016

Menasihati Penguasa


Oleh: Hepi Andi Bastoni

Instagram: @hepiandibastoni


Matahari sudah condong ke barat. Sesaat lagi malam akan menyelimuti siang. Tetapi entah mengapa, sore itu terasa panas bagi Khalifah Harun ar-Rasyid. Nampak tergesa ia keluar dari istananya, menemui Fudhail bin Rabi', seorang  bawahan terdekatnya yang biasa dipanggil Abu Abbas. "Hatiku gundah. Tunjukkan padaku orang yang bisa menenteramkannya,” ujar sang Khalifah.

            Fudhail bin Rabi’ segera mempertemukan sang Khalifah dengan Sufyan bin Uyainah dan Abdullah ar-Razzaq bin Humam, dua ulama terkenal kala itu. Sang Khalifah sempat membantu keduanya melunasi utang masing-masing. Namun, Harun ar-Rasyid masih merasa belum puas. ”Hatiku belum tenteram. Tunjukkan lagi orang yang bisa kumintai bantuan,” ujar Harun ar-Rasyid.

Senin, 18 Januari 2016

Zuhud Bersama Ilmu


Oleh: Hepi Andi Bastoni

Instagram: @hepiandibastoni


          Begitu mendengar nama harum Said bin Musayyab, Walid bin Abdul Malik pun tertarik. Walid bin Abdul Malik yang saat itu merupakan putra mahkota yang kelak menjadi khalifah ketujuh Bani Umayyah, bermaksud meni­kahkan salah seorang putranya dengan putri Said bin Musayyab. Namun, sangat disayangkan, keinginan Walid bin Abdul Malik, ditolak oleh Said bin Musayyab. Padahal, kekuasaan Bani Umayyah kala itu hampir mencapai pun­caknya. Menjadi besan putra mahkota keraja­an tentu sangat meng­giurkan bagi keba­nyak­an orang.

Jumat, 15 Januari 2016

Lahirkan Ulama Sejati


Oleh: Hepi Andi Bastoni

Instagram: @hepiandibastoni


         Hisyam bin Abdul Malik, Khalifah Kesepuluh Daulat Umayyah, ingin menguji seberapa kuat hapalan Imam az-Zuhri, seorang ahli hadits di masa­nya. Sang Khalifah ingin az-Zuhri mendik­te­kan hadits kepada anaknya dengan dibantu seorang jurutulis tanpa melihat catatan. Dengan lancarnya Imam az-Zuhri mendikte­kan empat ratus hadits Rasulullah saw. Be­berapa bulan kemudian, Khalifah Hisyam kem­bali memanggil Imam az-Zuhri. Kepada­nya Khalifah berpura-pura menya­takan keke­cewaannya lantaran hilangnya catatan em­pat ratus hadits beberapa waktu lalu yang di­diktekan sang Imam. Menanggapi keluhan itu, Imam az-Zuhri menjawab, “Anda tidak usah khawatir, saya masih cukup segar meng­hapalnya. Yang penting siapkan saja jurutulis untuk saya diktekan lagi!”

Selasa, 12 Januari 2016

Ketika Harus Mendekati Penguasa


Oleh: Hepi Andi Bastoni

Instagram: @hepiandibastoni


Jum’at, pekan pertama Shafar 99 H di Dabiq, Suriah. Khalifah Sulaiman bin Abdul Malik terbaring lemas di peristirahatannya. Saat itu, ditemani Raja’ bin Haywah, seorang penasihatnya, sang khalifah sedang beristirahat menanti kedatangan pasukannya yang sedang berperang melawan tentara Romawi. Khalifah Sulaiman bertekad takkan kembali ke Damaskus sebelum pasukannya datang.

Kamis, 07 Januari 2016

Hadits tentang Syiah Ini Sekarang Terbukti


Syiah belum ada di zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Namun, hadits tentang syiah yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad berisi prediksi munculnya syiah Rafidhah dan ulah mereka kini terbukti.
Syiah muncul sejak seorang Yahudi bernama Abdullah bin Saba’ mengaku masuk Islam. Ia kemudian memproklamirkan diri sebagai pecinta Ali bin Abu Thalib radhiyallahu ‘anhu namun mencela Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu dan Umar radhiyallahu ‘anhu.