Jumat, 23 Agustus 2013

Membedah Syi'ah (Bagian 2)

Oleh :
Farid Ahmad Ukbah


Pokok-pokok Ajaran Syi’ah Pada Periode Pertama


1.    Keyakinan bahwa Imam sesudah Rasululah saw adalah Ali bin Abi Thalib, sesuai dengan sabda Nabi. Karena itu para Khalifah dituduh merampok kepemimpinan dari tangan Ali bin Abi Thalib.
2.    Keyakinan bahwa Imam mereka ma’shum.
3.    Keyakinan bahwa Ali bin Abi Thalib dan para imam yang wafat akan hidup kembali sebelum Kiamat untuk membalas dendam kepada lawan-lawannya, yaitu: Abu Bakar, Umar, Utsman, ‘Aisyah, dan lainnya.
4.    Keyakinan bahwa Ali bin Abi Thalib dan para imam mengetahui rahasia ghaib, baik yang lalu mapun yang akan datang. Ini berarti sama dengan menuhankan Ali dan imam.

5.    Keyakinan tentang ketuhanan Ali bin Abi Thalib yang dideklarasikan oleh para pengikut Abdullah bin Saba’ dan akhirnya mereka dihukum bakar oleh Ali bin Abi Thalib karena keyakinan tersebut.
6.    Keyakinan mengutamakan Ali bin Abi Thalib atas Abu Bakar dan Umar bin Khaththab. Padahal Ali sendiri mengambil tindakan hukum cambuk 80 ali terhadap orang yang meyakini kebohongan tersebut.
Keyakinan mencaci maki para shahabat atau sebagian shahabat seperti Utsman bin Affan. ( Dr. Nashir bin Abdul Karim Al-Aql, Dirasat Fil Ahwa’ wal Firaq wa Mauqifus Salaf Minha, hal 237).
Pada abad kedua Hijriyah, perkembangan keyakinan Syi’ah semakin menjadi-jadi sebagai aliran yang mempunyai berbagai perangkat keyakinan baku dan terus berkembang sampai berdirinya dinasti Fathimiyah di Mesir dan dinasti Shafawiyah di Iran. Terakhir aliran tersebut terangkat kembali dengan revolusi Khomeini dan dijadikan aliran resmi negara Iran sejak 1979.

Pokok-pokok Penyimpangan Syi’ah Secara Umum

Syi’ah hanya memiliki 5 rukun Iman, tanpa menyebut keimanan kepada para Malaikat, Rasul, Qadha dan Qadar. Yaitu, 1. Tauhid (keesaan Allah) 2. al-‘Adl (Keadilan Allah). 3. Nubuwwah (Kenabian) 4. Imamah (kepemimpinan Imam) 5. Ma’ad atau Hari kebangkitan dan pembalasan. (Muhammad Ridho Mudzaffar, Al-‘Aqaidul Imamiyyah)
Syi’ah tidak mencantumkan Syahadatain dalam rukun Islam, yaitu: 1. Shalat 2. Zakat 3. Puasa 4. Haji 5. Wilayah atau Perwalian. (al-Kafi, Juz II, hal 18).
Syi’ah meyakini bahwa al-Qur’an sekarang ini telah diubah, ditambah atau dikurangi dari yang seharusnya.
Syi’ah meyakini bahwa para shahabat sepeninggal Nabi murtad kecuali beberapa orang saja seperti  al-Miqdad bin al-Aswad, Abu Dzar al-Ghifary dan Salman al-Farisi. (Ar-Raudhah minal Kafi, Juz VIII, hal 245; dan Al-Ushul minal Kafi, Juz II, hal 244).
Syi’ah menggunakan senjata taqiyyah yaitu  berbohong, dengan cara menampakkan sesuatu yang berbeda dengan  sebenarnya, untuk mengelabui. (Al-Ushul minal Kafi, Juz II, hal 217).]
Syi’ah percaya kepada Ar-Raj’ah yaitu kembalinya roh-roh ke jasadnya masing-masing di dunia ini sebelum Kiamat di kala Imam Ghaib mereka keluar dari persembunyiannya dan menghidupkan Ali dan anak-anaknya untuk balas dendam kepada lawan-lawannya.
Syi’ah percaya kepada Al-Bada’ yakni tampak bagi Allah dalam hal keImaman Ismail (yang telah dinobatkan keImamamnya oleh ayahnya Ja’far Ash-Shadiq, tetapi kemudian meninggal di saat ayahnya masih hidup) yang tadinya tidak tampak. Jadi bagi mereka, Allah boleh khilaf, tetapi Imam mereka tetap ma’shum.
Syi’ah membolehkan Nikah Mut’ah (Nikah Kontrak) dengan jangaka waktu tertentu. (Tafsir Minhajus Shodiqin, Juz II, hal 493). Padahal itu telah diharamkan oleh Rasullullah yang diriwayatkan oleh Ali bin Abi Thalib sendiri.
Menurut Ensiklopedi Islam, bahwa “Paham Syi’ah dianut oleh sekitar dua puluh persen dari umat Islam dewasa ini. Penganut paham Syi’ah tersebut di negara-negara Iran, Iraq, Afghanistan, Pakistan, India, Libanon, Arab Saudi, Bahrain, Kuwait, bekas negara Uni Sovyet, serta beberapa negara Amerika dan Eropa (Juz V, hal 5) termasuk Indonesia.

Sumber : http://mujtamaonline.com/membedah-syiah-bagian-2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar