Kamis, 24 Agustus 2017

Meredam Riak dalam Rumah Tangga



Hasil gambar untuk kartun meredam riak dalam rumah tangga

@hepiandibastoni

Hampir sebulan rumah tangga Nabi saw terguncang. Aisyah difitnah berselingkuh dengan Shafwan bin Muaththal, seorang prajurit yang ikut Perang Bani Musthaliq. Belakangan laki-laki itu diketahui impoten, kondisi yang membuat dia tak mungkin berselingkuh dengan wanita manapun.

Meski akhirnya fitnah itu berakhir dengan turunnya Surah an-Nur 11-21, namun peristiwa yang dikenal dengan Haditsul Ifki itu sempat membuat guncang rumah tangga Nabi saw.


Padahal, rumah tangga Nabi saw dihuni oleh orang-orang mulia. Kehidupan mereka tak pernah luput dari ibadah dan kedekatan dengan Allah. Mereka pun tumbuh atas bimbingan Nabi saw dan para shahabat mulia.

Namun riak itu tetap muncul. Bahkan, riak itu bukan sekali. Latar belakang turunnya surah at-Tahrim pun bagian dari bukti bahwa keluarga Nabi saw pernah diuji.
Kalaulah keluarga manusia paling mulia itu pernah guncang, maka bukanlah aneh jika kondisi yang sama terjadi pada keluarga siapa pun.

Kehidupan rumah tangga itu bak bahtera yang sedang mengarungi samudera. Tentu akan ada riak yang mengguncang bahtera, bahkan bisa jadi muncul gelombang yang mengancam tenggelamnya kapal.

Karena itu, bersiaplah sebelum riak atau gelombang itu datang. Perbedaan adalah niscaya yang jangan sampai melahirkan konflik. Andai konflik itu datang, dua hal yang harus disiapkan; siapkan diri untuk meminta maaf dan selalu ulurkan tangan untuk memaafkan.

Takkan hina orang yang meminta maaf dan takkan berkurang kemuliaan orang yang memaafkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar