Besarnya tantangan kadang tak sebesar dorongan. Saat itulah kehancuran biasanya berawal. Inisiatif dan ide merupakan
bahan penyegar. Tak hanya sebagai penyiram bagi ide yang telah layu, tapi juga
penghalau derasnya tantangan.
Nabi Sulaiman marah besar. Sudah berkali-kali ia menginspeksi
pasukannya, tapi burung hud-hud tetap tak kelihatan batang hidungnya. Dalam
kemarahannya, Nabi Sulaiman bertekad menghukum burung Hud-hud. “Aku akan
menghukumnya dengan keras. Bila perlu aku akan membunuhnya. Kecuali dia datang
dengan alasan yang tepat,” demikian kata-kata itu keluar dari mulut Nabi
Sulaiman.
Beberapa saat kemudian, burung
hud-hud datang. Tanpa diminta ia segera menghadapi Nabi Sulaiman. “Aku datang
membawa berita yang belum pernah engkau dengar,” ujar hud-hud. Lalu, ia
menceritakan pengalamannya. Burung hud-hud menemukan sebuah negeri yang
diperintah oleh seorang ratu. Para penduduk
negeri dan pimpinannya itu menyembah matahari.
Karena alasan yang dikemukakan
burung itu bisa diterima, Nabi Sulaiman tidak jadi menghukumnya. Namun
demikian, ia tidak langsung percaya. Putra Nabi Daud yang dianugerahi kemampuan
bisa mengerti bahasa binatang itu segera menyuruh burung hud-hud untuk pergi
membawa suratnya dan memberikannya kepada Ratu Balqis.