@hepiandibastoni
Laki-laki itu duduk di depan Umar bin Khaththab. Sang Khalifah siap memberinya amanat untuk memimpin sebuah wilayah sebagai gubernur. Surat pengangkatan sudah disiapkan.
Saat keduanya berbincang, tiba-tiba beberapa anak kecil berlarian di hadapan mereka. Laki-laki itu kaget. Ia hampir bisa memastikan sebentar lagi Umar pasti akan marah. Yang ia tahu Umar sangat pemarah, ditakuti lawan dan disegani kawan.
Namun raut wajah khawatir laki-laki itu tiba-tiba sirna. Umar berdiri sambil tersenyum. Ia bergegas menangkap salah seorang anak kecil itu. Ia menggendong lalu memangkunya seraya mencium kening sang anak dengan segenap kasih sayang.
"Ya Umar, apakah Anda sering melakukan hal itu? Menggendong anak kecil dan mencium mereka?" sergah heran laki-laki itu.
"Betul," ujar Umar. "Beginilah Nabi saw mengajarkan kami. Beliau sering menggendong anak kecil dan mencium mereka," tambah Umar.
"Hm...Saya punya banyak anak. Tapi tidak pernah saya gendong, tak pernah saya cium. Kan ada ibunya," ujar laki-laki itu polos.
"Wailaka, celaka engkau," sergah Umar. "Anda punya anak tapi tidak pernah menciumnya, tak pernah menggendongnya?"
Umar berdiri. Ia mengambil lembaran surat pengangkatan sebagai gubernur itu. Ia merobeknya sambil menghardik, "Saya tidak jadi mengangkat Anda sebagai gubernur. Bagaimana mungkin Anda bisa menyayangi rakyat jika anak sendiri tidak pernah Anda sayangi."
Kita sebagai ayah mungkin banyak yang tidak layak jadi gubernur versi Umar. Di antara kita mungkin banyak yang berprinsip seperti laki-laki itu. Bahwa, menggendong, mencium, mengenakan pakaian, menemani tidur atau memandikan anak-anak adalah tugas ibu.
Kita sering kali bersikap, saat anak minta minum, minta dikenakan pakaian, kita langsung menghardik, "Pergi sana, minta sama ibu!"
Mungkin juga kita sering cuek, membiarkan anak menangis, tidak memedulikan mereka karena kita berprinsip: kan ada ibunya.
Ini jelas keliru. Mendidik anak dan menunjukkan kasih sayang, bukan semata tugas ibu tapi juga tanggung jawab kita, para ayah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar