Oleh: Hepi Andi Bastoni, MA
(Ketua Yayasan Tahfizh Qur’an Az-Zumar Bogor)
0817-1945-60
Dikemukakan
dalam penutupan rakernas MUI di Hotel Sari Pan Pacific, Jl.MH. Thamrin, Jakarta, Selasa
(6/11/2007) tentang Kriteria Aliran Sesat yaitu sebagai berikut:
1. Mengingkari salah satu dari rukun Iman
dan Islam.
2. Meyakini dan
atau mengikuti aqidah yang tidak sesuai dengan Alquran dan sunnah.
3. Meyakini
turunnya wahyu setelah Alquran.
4. Mengingkari
otentisitas dan atau kebenaran isi Alquran.
5. Melakukan
penafsiran Alquran yang tidak berdasarkan kaidah-kaidah tafsir.
6. Mengingkari
kedudukan hadis nabi sebagai sumber ajaran Islam.
7. Menghina,
melecehkan dan atau merendahkan para nabi dan rasul.
8. Mengingkari
Nabi Muhammad sebagai nabi dan rasul terakhir.
9. Mengubah,
menambah dan atau mengurangi pokok-pokok ibadah yang telah ditetapkan oleh
syariah, seperti haji tidak ke baitullah, salat wajib tidak 5 waktu.
10. Mengkafirkan
sesama muslim tanpa dalil syar’i seperti mengkafirkan muslim hanya karena bukan
kelompoknya.
Di antara
10 poin yang diutarakan oleh MUI tentang ciri-ciri aliran sesat itu, ada pdaa Syiah.
Pertama, mengingkari
salah satu rukun Iman dan rukun Islam. Dalam buku “40 Masalah Syiah”, sebuah
buku yang ditulis oleh Renita AZ, istri Jalaludin Rahmat, menyatakan dengan
jelas bahwa rukun iman orang Syiah itu berbeda dengan ahlu sunnah, rukun Iman
orang syiah adalah tauhid, al-adl, al-ma’ad, imamah, dan nubuwwah. Begitu
juga dengan rukun Islamnya. Dalam bukunya, Renita juga mengatakan rukun Islam
orang syiah itu jumlahnya ada 13. Jika dirujuk langsung ke buku ulama syiah
seperti dalam kitab Biharul Anwar jilid 11 pada halaman ke 542 karangan ulama
syiah yaitu Al-Majlisi, disebutkan ada sebuah hadits yang bersumber dari Abu
Said Al-Khudzri :”Manusia diperintahkan untuk melakukan 5 hal, tetapi justru
manusia melakukan 4 hal, Mereka bertanya: Apa itu ya Abu Said? Shalat, zakat,
haji dan puasa. Mereka bertanya lagi, “Satu hal yang ditinggalkan itu apa?”
Yaitu hendaknya mengangkat Ali bin Abi Thalib sebagai pemimpin. Maka, jika
manusia meninggalkan hal ini, mereka telah kafir.” Konsep ini yang
disebut oleh kelompok syiah dengan al-wilayah yaitu mencintai Ali bin Abi
Thalib, membenci orang-orang yg dibenci Ali, mencintai orang-orang yang
dicintai oleh para imam, dan mencintai apa yang dicintai dan membenci apa yang
dibenci oleh kalangan syiah.
Maka, bagi
kelompok syiah siapapun yang tidak mengangkat Ali bin Abi Thalib sebagai
pemimpin sesudah Rasulullah saw, divonis kafir.
Kedua, meyakini
atau mengikuti aqidah yang tidak sesuai dengan dalil Al-Quran dan Sunnah.
Kelompok syiah meyakini bahwa tidak ada seorang pun yang bisa mengumpulkan
Al-Quran kecuali para imam. Dalam kitab Ushulul Kaafi disebutkan, “Laa yajma’ul
quraan illa imaam”. Tidak ada yang mampu mengumpulkan kecuali imam-imam syiah.
Mereka juga mengatakan para imam itu mengetahui sesuatu yang ghaib. Aqidah
mereka mengatakan kalau imam itu mengetahui sesuatu yang ghaib, jika dia tidak
tahu dia bukan imam. Aqidah ini tidak bersumber kepada Al-Quran dan Sunnah,
sehingga mereka temasuk dalam ciri kelompok sesat. Termasuk keyakinan kelompok
syiah nusyairiyah yang mengatakan bahwa seluruh sahabat itu kafir dan Umar Bin
Khattab ra. dikatakan sebagai “Ablasul Abaalis”, yaitu gembongnya iblis.
Orang-orang Nusyairiyah itu berkeyakinan tidak ada haji, tidak ada shalat,
tidak ada puasa, mereka menghalalkan khamr, menghalalkan zina, mereka
mengharamkan ziyarah ke maqam Nabi Saw. hanya karena di kompleks makam Nabi
Saw. ada makam Abubakar dan Umar radiyallahu ‘anhumaa.
Ketiga, meyakini
turunnya wahyu setelah Al-Quran, mereka kelompok syiah mengatakan bahwa
Al-Quran itu “Laa
yazaalu yanzilu fii lailatul qadar”, Al-Quran (masih) senantiasa
turun pada malam lailatul qadar. Sedangkan Ahlu sunnah wal jama’ah mengatakan
Al-Quran itu sudah sempurna sebagaimana dinyatakan dalam firman Allah dalam
QS Al-Maidah ayat 5. Dalam kitab ‘Bihaarul Anwar’ disebutkan bahwa Quran syiah
itu adalah ‘mushaf fatimah’ yang jumlahnya 17.000 ayat dalam kitab itu dinyatakan,
“jumlahnya 3 kali lipat dari mushaf kalian. Bahasanya tidak serupa dengan
mushaf kalian.”
Keempat, mengingkari otentisitas dan
kebenaran Al-Quran. Kalangan syiah meyakini Al-Quran sudah tidak otentik,
mereka menghujat pengumpulan yang dilakukan oleh khalifah Utsman bin Affan ra.
dan mengkritk bahwa Al-Quran yang ada pada saat ini sudah tidak asli. Ustadz
Anung melanjutkan hal itu diakui oleh kelompok syiah seperti yang terdapat
dalam buku yang ditulis oleh Omar Hashem yang berjudul ‘Syiah Dihujat, Syiah
Dicari’.
Kelima, menafsirkan Al-Quran tidak
berdasar kaidah-kaidah tafsir, dalam jilid ke 13 kitab “Bihaarul Anwar” yang
dikarang oleh Al-Majlisi, ketika menafsirkan ayat,
إِنَّا عَرَضْنَا اْلأَمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَن يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا اْلإِنسَانُ إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولاً
“Sesungguhnya
Kami telah mengemukakan amanah kepada kepada langit, bumi, dan gunung-gunung,
maka semuanya enggan untuk memikul amanah itu dan mereka khawatir akan
mengkhianatinya, dan dipikullah amanah itu oleh manusia. Sesungguhnya
manusia itu amat zhalim dan amat jahil.” (QS. Al-Ahzab: 72)
Lafadz اْلإِنسَانُ yang berarti manusia, disitu ditafsirkan oleh orang
syiah yaitu, Abu Bakar.
Lafadz “Ihdina shiratal mustaqim” ditafsirkan shiratal mustaqiim (jalan yang lurus) itu adalah Ali bin Abi Thalib, sehingga yang tidak mengikuti Ali bin abi thalib adalah golongan yang sesat dan bengkok.
Lafadz “Ihdina shiratal mustaqim” ditafsirkan shiratal mustaqiim (jalan yang lurus) itu adalah Ali bin Abi Thalib, sehingga yang tidak mengikuti Ali bin abi thalib adalah golongan yang sesat dan bengkok.
Lafadz “Wa yaquulul kafiru yaa laiytani kuntu turooba” diganti oleh orang syiah menjadi “kuntu turoobiya”, hal ini mengacu kepada syiah adalah golongan Abu Turob. Abu turob ini adalah salah satu panggilan Nabi Saw. kepada Ali bin Abi Thalib karena pada suatu ketika Ali ra. pernah tidur di tanah kemudian Nabi saw membangunkannya dengan sebutan “Qum ya Aba Turob.” (Bangunlah wahai Abu Turob).
Keenam, mengingkari
kedudukan hadits sebagai sumber ajaran islam, syiah menolak riwayat yang datang
dari Aisyah dan Abu hurairah. Mereka menuduh Ummul mukminin Aisyah ra. sebagai
pendusta dan hasad. Bahkan, Ustadz Anung menegaskan dalam buku ‘Antologi Islam’
yang ditulis oleh kalangan syiah, dikatakan bahwa Aisyah turut membunuh
khalifah Utsman bin Affan. Dalam buku yang ditulis oleh Hasan bin Farhan
Al-maliky yang di Indonesia diterjemahkan dengan judul “Pilih Islam Atau
Mazhab?” buku itu menyatakan bahwa Muawiyah ra. bukan tergolong sahabat nabi.
Ketujuh, melecehkan
dan mendustakan Nabi saw. Dalam hal ini kelompok syiah gemar sekali menyerang,
menghina dan melecehkan istri Nabi Saw padahal menghina Ummul Mukminin Aisyah
binti Abu Bakr ra. sama dengan menghina Nabi Saw, Aisyah dikatakan sebagai
pendosa, pezina, dsb. Ketika mereka menghina istri nabi, sahabat nabi secara
tidak langsung berarti menghina Nabi Saw.
Kedelapan, mengingkari
Nabi Muhammad saw sebagai nabi dan rasul terakhir. Sulaiman Nasir Al-Ulwan
mengutip pernyataan salah seorang tokoh syiah rafidhah yaitu, Ni’matullah
Aljazairi yang mengatakan, ”Barang siapa yang punya tuhan dan tuhannya mengakui
Abu bakar sebagai khalifah sesudah wafatnya Nabi Muhammad Saw. Maka, tuhannya
bukan tuhan kita. Dan barangsiapa yang memiliki nabi tetapi nabinya mengakui
bahwa Abu bakar adalah khalifah sesudah Nabi Muhammad Saw. wafat, maka nabinya
itu bukan nabi kita. “Konsep ketuhanan dan kenabian syiah beda dengan ahlu
sunnah,” lanjut ustadz Anung.
Kesembilan, mengurangi
dan atau menambah pokok-pokok ibadah yang tidak ditetapkan oleh syariat. Hal
ini jelas dilakukan oleh kelompok syiah secara terang-benderang. Syiah
nusairiyah di Suriah tidak shalat, zakatnya lain, hajinya beda, mereka halalkan
zina, riba, dst. Syiah Imamiyah (rafidhah) meyakini adanya nikah mut’ah.
Kesepuluh, ciri-ciri
dari aliran sesat menurut Majelis Ulama Indonesia adalah mengkafirkan sesama
muslim hanya karena bukan kelompoknya. Dan ini telah dilakukan oleh orang syiah
dengan doktrin sebagaimana penjelasan di atas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar